Pengertian ERD dan DFD
Pengertian ERD
Kali ini saya ingin menjelaskan bagaimana cara membuat ERD (Entity Relational Diagram) dalam database. Sebelum kita membuat ERD ada baiknya kita berkenalan dulu dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan ERD. Untuk membuat ERD kita memerlukan Entitas/Entity, Relasi/Relationship, dan Atribut/Attribute.
- ERD adalah pemodelan data utama yang membantu mengorganisasikan data dalam suatu proyek ke dalam entitas-entitas dan menentukan hubungan antar entitas.
- Entitas/Entity adalah suatu tempat atau objek untuk menyimpan data. Contoh: Entitas buku untuk menyimpan atribut mengenai buku (judul buku, kode buku, pengarang, dsb). Entity digambarkan dengan Persegi dalam ERD.
- Relasi/Relationship adalah hubungan yang terjadi antara entitas atau lebih. Contoh: Entitas buku dan Entitas Pengarang memiliki hubungan "ditulis", yang artinya, pengarang menulis buku, dan buku ditulis pengarang. Selain itu, terdapat relasi "one to one", "one to many", dan "many to many" dalam entity. Relasi ini digambarkan dengan garis dalam ERD.
- Atribut/Attribute adalah ciri umum semua entitas atau semua yang ada dalam entitas. Contoh: Entitas pengarang memiliki atribut nama, alamat, no telpon, dsb. Atribut digambarkan dengan lingkaran memanjang dalam ERD tapi jarang sekali dalam ERD atribut ikut digambarkan. Atribut juga sering disebut dengan field atau kolom dalam suatu ERD.
Ada 10 langkah atau tips yang dapat saya berikan untuk membuat ERD yang baik:
Metode pembuatan ERD
Dalam membuat ERD, ada beberapa hal yang perlu kita waspadai, selain itu kita juga dituntut untuk lebih teliti dalam menentuka entity, relasi, atribut, menghindarkan terjadinya relasi "many to many" dan lain sebagainya. Untuk itu lihat beberapa langkah berikut agar kita bisa membuat ERD dengan baik:
Metode pembuatan ERD
Dalam membuat ERD, ada beberapa hal yang perlu kita waspadai, selain itu kita juga dituntut untuk lebih teliti dalam menentuka entity, relasi, atribut, menghindarkan terjadinya relasi "many to many" dan lain sebagainya. Untuk itu lihat beberapa langkah berikut agar kita bisa membuat ERD dengan baik:
- Menentukan Entity
- Disini kita dituntut untuk menentukan dengan cermat sebuah entity yang ada dalam suatu proyek atau masalah. Entity berguna untuk menentukan peran, kejadian, lokasi, hal nyata dan konsep penggunaan untuk database
- Menentukan Relasi
- Setelah kita berhasil membuat Entity, langkah selanjutnya adalah menentukan relasi antar entity. Relasi apa yang terdapat antara Entity A dan B, apakah entity A dan B memiliki relasi "one to one", "one to many", atau "many to many".
- Gambar ERD sementara
- Jika sudah mengetahui Entity beserta Relasinya, sekarang kita buat dulu gambar ERD sementara. Entity digambarkan dengan persegi, relasi digambarkan dengan garis.
- Isi kardinalitas
- Kardinalitas menentukan jumlah kejadian satu entitas untuk sebuah kejadian pada entitas yang berhubungan. Contohnya antara Entitas Buku, Distributor dan Pengarang, kardinalitas yang ada berupa:
- Satu pengarang dapat menulis banyak buku
- Satu buku ditulis satu pengarang
- Banyak buku di distribusikan oleh satu distributor.
- Dari sini kita bisa mengetahui harus memberi relasi apa. One to one kah?, dsb.
- Tentukan Primary Key (Kunci Utama)
- Menentukan Primary Key pada masing-masing entity. Primary Key adalah atribut pada entity yang bersifat unik. Jadi setiap entity hanya memiliki satu Primary Key saja. Contoh: Entity Buku memiliki Primary Key bernama kode buku. Kode Buku ini bersifat unik, karena masing-masing buku memiliki kode yang berbeda-beda.
- Tentukan pula Foreign Key (Kunci Tamu) pada masing-masing Entity. Foreign Key adalah Primary Key yang ada dalam Entity yang lain. Contoh pada Entity Pengarang misalnya terdapat atribut kode buku, yang mana, kode buku merupakan Primary Key dari Entity buku.
- Gambar ERD berdasarkan Primary Key
- Menghilangkan relasi "many to many" dan memasukkan Primary dan Foreign Key pada masing-masing entitas. Relasi many to many antar entity perlu dihilangkan dengan cara menambah atribut baru antara 2 entity yang memiliki relasi many to many.
- Menentukan Atribut
- Jika sudah melakukan step diatas, sekarang saatnya menentukan atribut pada masing-masing Entitas. Telitilah dalam menentukan atribut.
- Pemetaan Atribut
- Apabila atribut telah ditentukan, sekarang pasang atribut dengan entitas yang sesuai.
- Gambar ERD dengan Atribut
- Mengatur ERD seperti langkah 6 dengan menambahkan atribut dan relasi yang ditemukan.
- Periksa Hasil
- Periksa lagi ERD. Apakah ERD sudah menggambarkan system yang akan dibangun? Jika belum, check kembali dari awal.
Itulah beberapa tips dan langkah-langkah dalam membuat ERD yang baik. Semoga artikel ini berguna bagi kalian semua.
Pengertian DFD
DATA FLOW DIAGRAM
1. KONSEP PERANCANGAN TERSTRUKTUR
Pendekatan perancangan terstruktur dimulai dari awal 1970.
Pendekatan terstruktur dilengkapi dengan alat-alat (tools) dan teknik-
teknik (techniques) yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem,
sehingga hasil akhir dari sistem yang dikembangkan akan diperoleh
sistem yang strukturnya didefinisikan dengan baik dan jelas.
Melalui pendekatan terstruktur, permasalahan yang komplek di
organisasi dapat dipecahkan dan hasil dari sistem akam mudah untuk
dipelihara, fleksibel, lebih memuaskan pemakainya, mempunyai
dokumentasi yang baik, tepat waktu, sesuai dengan anggaran biaya
pengembangan, dapat meningkatkan produktivitas dan kualitasnya akan
lebih baik (bebas kesalahan)
2. DATA FLOW DIAGRAM (DFD)
Data Flow Diagram (DFD) adalah alat pembuatan model yang
memungkinkan profesional sistem untuk menggambarkan sistem
sebagai suatu jaringan proses fungsional yang dihubungkan satu sama
lain dengan alur data, baik secara manual maupun komputerisasi. DFD
ini sering disebut juga dengan nama Bubble chart, Bubble diagram,
model proses, diagram alur kerja, atau model fungsi.
DFD ini adalah salah satu alat pembuatan model yang sering digunakan,
khususnya bila fungsi-fungsi sistem merupakan bagian yang lebih
penting dan kompleks dari pada data yang dimanipulasi oleh sistem.
Dengan kata lain, DFD adalah alat pembuatan model yang memberikan
penekanan hanya pada fungsi sistem.
DFD ini merupakan alat perancangan sistem yang berorientasi pada
alur data dengan konsep dekomposisi dapat digunakan untuk
penggambaran analisa maupun rancangan sistem yang mudah
dikomunikasikan oleh profesional sistem kepada pemakai maupun
pembuat program.
3. KOMPONEN DATA FLOW DIAGRAM
3.1. Komponen Terminator / Entitas Luar
Terminator mewakili entitas eksternal yang berkomunikasi dengan
sistem yang sedang dikembangkan. Biasanya terminator dikenal dengan
nama entitas luar (external entity).
Terdapat dua jenis terminator :
1. Terminator Sumber ( source) : merupakan terminator yang menjadi
sumber.
2. Terminator Tujuan (sink) : merupakan terminator yang menjadi tujuan
data / informasi sistem.
Terminator dapat berupa orang, sekelompok orang, organisasi,
departemen di dalam organisasi, atau perusahaan yang sama tetapi di
luar kendali sistem yang sedang dibuat modelnya.
Terminator dapat juga berupa departemen, divisi atau sistem di luar
sistem yang berkomunikasi dengan sistem yang sedang dikembangkan.
Bagian
Penjualan
Komponen terminator ini perlu diberi nama sesuai dengan dunia luar
yang berkomunikasi dengan sistem yang sedang dibuat modelnya, dan
biasanya menggunakan kata benda, misalnya Bagian Penjualan,
Dosen, Mahasiswa.
Ada tiga hal penting yang harus diingat tentang terminator :
¶ Terminator merupakan bagian/lingkungan luar sistem. Alur data
yang menghubungkan terminator dengan berbagai proses sistem,
menunjukkan hubungan sistem dengan dunia luar.
¶ Profesional Sistem Tidak berhak mengubah isi atau cara kerja
organisasi atau prosedur yang berkaitan dengan terminator
¸ Hubungan yang ada antar terminator yang satu dengan yang lain
tidak digambarkan pada DFD.
3.2. Komponen Proses
Komponen proses menggambarkan bagian dari sistem yang
mentransformasikan input menjadi output.
Proses diberi nama untuk menjelaskan proses/kegiatan apa yang
sedang/akan dilaksanakan. Pemberian nama proses dilakukan dengan
menggunakan kata kerja transitif (kata kerja yang membutuhkan
obyek), seperti Menghitung Gaji, Mencetak KRS, Menghitung Jumlah
SKS.
Ada empat kemungkinan yang dapat terjadi dalam proses sehubungan
dengan input dan output :
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan tentang proses :
¶ Proses harus memiliki input dan output.
· Proses dapat dihubungkan dengan komponen terminator, data store
atau proses melalui alur data.
¸ Sistem/bagian/divisi/departemen yang sedang dianalisis oleh
profesional sistem digambarkan dengan komponen proses.
Umumnya kesalahan proses di DFD adalah :
1. Proses mempunyai input tetapi tidak menghasilkan output. Kesalahan
ini disebut dengan black hole (lubang hitam), karena data masuk ke
dalam proses dan lenyap tidak berbekas seperti dimasukkan ke
dalam lubang hitam (lihat proses 1).
2. Proses menghasilkan output tetapi tidak pernah menerima input.
Kesalahan ini disebut dengan miracle (ajaib), karena ajaib dihasilkan
output tanpa pernah menerima input (lihat proses 2).
3.3. Komponen Data Store
Komponen ini digunakan untuk membuat model sekumpulan paket
data dan diberi nama dengan kata benda jamak, misalnya
Mahasiswa.
Data store ini biasanya berkaitan dengan penyimpanan-penyimpanan,
seperti file atau database yang berkaitan dengan penyimpanan secara
komputerisasi, misalnya file disket, file harddisk, file pita magnetik. Data
store juga berkaitan dengan penyimpanan secara manual seperti buku
alamat, file folder, dan agenda.
Suatu data store dihubungkan dengan alur data hanya pada komponen
proses, tidak dengan komponen DFD lainnya. Alur data yang
menghubungkan data store dengan suatu proses mempunyai pengertian
sebagai berikut :
· Alur data dari data store yang berarti sebagai pembacaan atau
pengaksesan satu paket tunggal data, lebih dari satu paket data,
sebagian dari satu paket tunggal data, atau sebagian dari lebih dari
satu paket data untuk suatu proses.
· Alur data ke data store yang berarti sebagai pengupdatean data,
seperti menambah satu paket data baru atau lebih, menghapus satu
paket atau lebih, atau mengubah/memodifikasi satu paket data atau
lebih.
Pada pengertian pertama jelaslah bahwa data store tidak berubah, jika
suatu paket data/informasi berpindah dari data store k e suatu proses.
Sebaliknya pada pengertian kedua data store berubah sebagai hasil alur
yang memasuki data store. Dengan kata lain, proses alur data
bertanggung jawab terhadap perubahan yang terjadi pada data store.
3.4. Komponen Data Flow / Alur Data
Suatu data flow / alur data digambarkan dengan anak panah, yang
menunjukkan arah menuju ke dan keluar dari suatu proses. Alur data ini
digunakan untuk menerangkan perpindahan data atau paket
data/informasi dari satu bagian sistem ke bagian lainnya.
Selain menunjukkan arah, alur data pada model yang dibuat oleh
profesional sistem dapat merepresentasikan bit, karakter, pesan,
formulir, bilangan real, dan macam-macam informasi yang berkaitan
dengan komputer. Alur data juga dapat merepresentasikan
data/informasi yang tidak berkaitan dengan komputer.
Alur data perlu diberi nama sesuai dengan data/informasi yang
dimaksud, biasanya pemberian nama pada alur data dilakukan dengan
menggunakan kata benda, contohnya Laporan Penjualan.
Ada empat konsep yang perlu diperhatikan dalam penggambaran alur
data, yaitu :
¶ Konsep Paket Data (Packets of Data)
Apabila dua data atau lebih mengalir dari suatu sumber yang sama
menuju ke tujuan yang sama dan mempunyai hubungan, dan harus
dianggap sebagai satu alur data tunggal, karena data itu mengalir
bersama-sama sebagai satu paket.
· Konsep Alur Data Menyebar (Diverging Data Flow)
Alur data menyebar menunjukkan sejumlah tembusan paket data
yang yang berasal dari sumber yang sama menuju ke tujuan yang
berbeda, atau paket data yang kompleks dibagi menjadi beberapa
elemen data yang dikirim ke tujuan yang berbeda, atau alur data ini
membawa paket data yang memiliki nilai yang berbeda yang akan
dikirim ke tujuan yang berbeda.
¸ Konsep Alur Data Mengumpul (Converging Data Flow)
Beberapa alur data yang berbeda sumber bergabung bersama-sama
menuju ke tujuan yang sama.
¹ Konsep Sumber atau Tujuan Alur Data
Semua alur data harus minimal mengandung satu proses. Maksud
kalimat ini adalah :
q Suatu alur data dihasilkan dari suatu proses dan menuju ke suatu
data store dan/atau terminator.
q Sutu alur data dihasilkan dari suatu data store dan/atau terminator
dan menuju ke suatu proses.
q Suatu alur data dihasilkan dari suatu proses dan menuju ke suatu
proses.
4. BENTUK DATA FLOW DIAGRAM
Terdapat dua bentuk DFD, yaitu Diagram Alur Data Fisik, dan
Diagram Alur data Logika. Diagram alur data fisik lebih menekankan
pada bagaimana proses dari sistem diterapkan, sedangkan diagram alur
data logika lebih menekankan proses-proses apa yang terdapat di
sistem.
4.1. Diagram Alur Data Fisik (DADF)
DADF lebih tepat digunakan untuk menggambarkan sistem yang ada
(sistem yang lama). Penekanan dari DADF adalah bagaimana proses-
proses dari sistem diterapkan (dengan cara apa, oleh siapa dan
dimana), termasuk proses-proses manual.
Untuk memperoleh gambaran bagaimana sistem yang ada diterapkan,
DADF harus memuat :
1. Proses-proses manual juga digambarkan.
2. Nama dari alur data harus memuat keterangan yang cukup terinci
untuk menunjukkan bagaimana pemakai sistem memahami kerja
sistem.
3. Simpanan data dapat menunjukkan simpanan non komputer.
4. Nama dari simpanan data harus menunjukkan tipe penerapannya
apakah secara manual atau komputerisasi. Secara manual misalnya
dapat menunjukkan buku catatat, meja pekerja. Sedang cara
komputerisasi misalnya menunjukkan file urut, file database.
5. Proses harus menunjukkan nama dari pemroses, yaitu orang,
departemen, sistem komputer, atau nama program komputer yang
mengakses proses tersebut.
4.2. Diagram Alur Data Logika (DADL)
DADL lebih tepat digunakan untuk menggambarkan sistem yang akan
diusulkan (sistem yang baru). Untuk sistem komputerisasi,
penggambaran DADL hanya menunjukkan kebutuhan proses dari sistem
yang diusulkan secara logika, biasanya proses-proses yang
digambarkan hanya merupakan proses-proses secara komputer saja.
5. SYARAT-SYARAT PEMBUATAN DATA FLOW DIAGRAM
Syarat pembuatan DFD ini akan menolong profesional sistem untuk
menghindari pembentukkan DFD yang salah atau DFD yang tidak
lengkap atau tidak konsisten secara logika. Beberapa syarat pembutan
DFD dapat menolong profesional sistem untuk membentuk DFD yang
benar, menyenangkan untuk dilihat dan mudah dibaca oleh pemakai.
Syarat-syarat pembuatan DFD ini adalah :
1. Pemberian nama untuk tiap komponen DFD
2. Pemberian nomor pada komponen proses
3. Penggambaran DFD sesering mungkin agar enak dilihat
4. Penghindaran penggambaran DFD yang rumit
5. Pemastian DFD yang dibentuk itu konsiten secara logika
5.1. Pemberian Nama untuk Tiap komponen DFD
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, komponen terminator
mewakili lingkungan luar dari sistem, tetapi mempunyai pengaruh
terhadap sistem yang sedang dikembangkan ini. Maka agar pemakai
mengetahui dengan lingkungan mana saja sistem mereka berhubungan,
komponen terminator ini harus diberi nama sesuai dengan lingkungan
luar yang mempengaruhi sistem ini. Biasanya komponen terminator
diberi nama dengan kata benda.
Selanjutnya adalah komponen proses. Komponen proses ini
mewakili fungsi sistem yang akan dilaksanakan atau menunjukkan
bagaimana fungsi sistem dilaksanakan oleh seseorang, sekelompok
orang atau mesin. Maka sangatlah jelas bahwa komponen ini perlu
diberi nama yang tepat, agar siapa yang membaca DFD khususnya
pemakai akan merasa yakin bahwa DFD yang dibentuk ini adalah model
yang akurat.
Pemberian nama pada komponen proses lebih baik menunjukkan
aturan-aturan yang akan dilaksanakan oleh seseorang dibandingkan
dengan memberikan nama atau identitas orang yang akan
melaksanakannya. Ada dua alasan mengapa bukan nama atau identitas
orang (yang melaksanakan fungsi sistem) yang digunakan sebagai
nama proses, yaitu :
¿ Orang tersebut mungkin diganti oleh orang lain saat mendatang,
sehingga bila tiap kali ada pergantian orang yang melaksanakan
fungsi tersebut, maka sistem yang dibentuk harus diubah lagi.
£ Orang tersebut mungkin tidak melaksanakan satu fungsi sistem saja,
melainkan beberapa fungsi sistem yang berbeda. Daripada
menggambarkan beberapa proses dengan nama yang sama tetapi
artinya berbeda, lebih baik tunjukkan dengan tugas/fungsi sistem
yang sebenarnya akan dilaksanakan.
Karena nama untuk komponen proses lebih baik menunjukkan
tugas/fungsi sistem yang akan dilaksanakan, maka lebih baik pemberian
nama ini menggunakan kata kerja transitif.
Pemberian nama untuk komponen data store menggunakan kata benda,
karena data store menunjukkan data apa yang disimpan untuk
kebutuhan sistem dalam melaksanakan tugasnya. Jika sistem sewaktu-
waktu membutuhkan data tersebut untuk melaksanakan tugasnya, maka
data tersebut tetap ada, karena sistem menyimpannya.
Begitu pula untuk komponen alur data, namanya lebih baik diberikan
dengan menggunakan kata benda. Karena alur data ini menunjukkan
data dan infiormasi yang dibutuhkan dan yang dikeluarkan oleh sistem
dalam pelaksanaan tugasnya.
5.2. Pemberian Nomor pada Komponen Proses
Biasanya profesional sistem memberikan nomor dengan bilangan terurut
pada komponen proses sebagai referensi. Tidak jadi masalah
bagaimana nomor-nomor proses ini diberikan. Nomor proses dapat
diberikan dari kiri ke kanan, atau dari atas ke bawah, atau dapat pula
dilakukan dengan pola-pola tertentu selama pemberian nomor ini tetap
konsisten pada nomor yang dipergunakan.
Nomor-nomor proses yang diberikan terhadap komponen proses ini
tidak dimaksudkan bahwa proses tersebut dilaksanakan secara
berurutan. Pemberian nomor ini dimaksudkan agar pembacaan suatu
proses dalam suatu diskusi akan lebih mudah dengan hanya
menyebutkan prosesnya saja jika dibandingkan dengan menyebutkan
nama prosesnya, khususnya jika nama prosesnya panjang dan sulit.
Maksud pemberian nomor pada proses yang lebih penting lagi adalah
untuk menunjukkan referensi terhadap skema penomoran secara hirarki
pada levelisasi DFD. Dengan kata lain, nomor proses ini merupakan
dasar pemberian nomor pada levelilasi DFD (lihat gambar 11).
5.3. Penggambaran DFD sesering mungkin
Penggambaran DFD dapat dilakukan berkali-kali sampai secara teknik
DFD itu benar, dapat diterima oleh pemakai, dan sudah cukup rapih
sehingga profesional sistem tidak merasa malu untuk menunjukkan DFD
itu kepada atasannya dan pemakai.
Dengan kata lain, penggambaran DFD ini dilakukan sampai terbentuk
DFD yang enak dilihat, dan mudah dibaca oleh pemakai dan profesional
sistem lainnya. Keindahan penggambaran DFD tergantung pada
standar-standar yang diminta oleh organisasi tempat profesional sistem
itu bekerja dan perangkat lunak yang dipakai oleh profesional sistem
dalam membuat DFD.
Penggambaran yang enak untuk dilihat dapat di lakukan dengan
memperhatikan hal-hal berikut ini :
ÿ Ukuran dan bentuk proses.
Beberapa pemakai kadang-kadang merasa bingung bila ukuran
proses satu berbeda dengan proses yang lain. Mereka akan mengira
bahwa proses dengan ukuran yang lebih besar akan diduga lebih
penting dari proses yang lebih kecil. Hal ini sebenarnya hanya karena
nama proses itu lebih panjang dibandingkan dengan proses yang
lain. Jadi, sebaiknya proses yang digambarkan memiliki ukuran dan
bentuk yang sama.
ÿ Alur data melingkar dan alur data lurus.
Alur data dapat digambarkan dengan melingkar atau hanya garis
lurus. Mana yang lebih enak dipandang tergantung siapa yang akan
melihat DFD tersebut.
ÿ DFD dengan gambar tangan dan gambar menggunakan mesin.
DFD dapat digambarkan secara manual atau dengan menggunakan
bantuan mesin, tergantung pilihan pemakai atau profesional sistem.
5.4. Penghindaran Penggambaran DFD yang rumit
Tujuan DFD adalah untuk membuat model fungsi yang harus
dilaksanakan oleh suatu sistem dan interaksi antar fungsi. Tujuan
lainnya adalah agar model yang dibuat itu mudah dibaca dan dimengerti
tidak hanya oleh profesional sistem yang membuat DFD, tetapi juga oleh
pemakai yang berpengalaman dengan subyek yang terjadi. Hal ini
berarti DFD harus mudah dimengerti, dibaca, dan menyenangkan untuk
dilihat.
Pada banyak masalah, DFD yang dibuat tidak memiliki terlalu banyak
proses (maksimal enam proses) dengan data store, alur data, dan
terminator yang berkaitan dengan proses tersebut dalam satu diagram.
Bila terlalu banyak proses, terminator, data store, dan alur data
digambarkan dalam satu DFD, maka ada kemungkinan terjadi banyak
persilangan alur data dalam DFD tersebut. Persilangan alur data ini
menyebabkan pemakai akan sulit membaca dan mengerti DFD yang
terbentu. Jadi semakin sedikit adanya persilangan data pada DFD, maka
makin baik DFD yang dibentuk oleh profesional sistem.
Persilangan alur data ini dapat dihindari dengan menggambarkan DFD
secara bertingkat-tingkat (levelisasi DFD), atau dengan menggunakan
pemakaian duplikat terhadap komponen DFD.
Komponen DFD yang dapat menggunakan duplikat hanya komponen
store dan terminator. Pemberian duplikat ini juga tidak dapat diberikan
sesuka profesional sistem yang membuat DFD, tetapi makin sedikit
pemakaian duplikat, makin baik DFD yang terbentuk.
5.5. Penggambaran DFD yang Konsisten
Penggambaran DFD harus konsisten terhadap kelompok DFD lainnya.
Profesional sistem menggambarkan DFD berdasarkan tingkatan DFD
dengan tujuan agar DFD yang dibuatnya itu mudah dibaca dan
dimengerti oleh pemakai sistem. Hal ini sesuai dengan salah satu tujuan
atau syarat membuat DFD.
6. PENGGAMBARAN DFD
Tidak ada aturan baku untuk menggambarkan DFD. Tapi dari berbagai
referensi yang ada, secara garis besar langkah untuk membuat DFD
adalah :
1. Identifikasi terlebih dahulu semua entitas luar yang terlibat di sistem.
2. Identifikasi semua input dan output yang terlibat dengan entitas luar.
3. Buat Diagram Konteks (diagram context)
Diagram ini adalah diagram level tertinggi dari DFD yang
menggambarkan hubungan sistem dengan lingkungan luarnya.
Caranya :
q Tentukan nama sistemnya.
q Tentukan batasan sistemnya.
q Tentukan terminator apa saja yang ada dalam sistem.
q Tentukan apa yang diterima/diberikan terminator dari/ke sistem.
q Gambarkan diagram konteks.
4. Buat Diagram Level Zero
Diagram ini adalah dekomposisi dari diagram konteks. Caranya :
q Tentukan proses utama yang ada pada sistem.
q Tentukan apa yang diberikan/diterima masing-masing proses
ke/dari sistem sambil memperhatikan konsep keseimbangan (alur
data yang keluar/masuk dari suatu level harus sama dengan alur
data yang masuk/keluar pada level berikutnya).
q Apabila diperlukan, munculkan data store (master) sebagai
sumber maupun tujuan alur data.
q Gambarkan diagram level zero.
- Hindari perpotongan arus data
- Beri nomor pada proses utama (nomor tidak menunjukkan
urutan proses).
5. Buat Diagram Level Satu
Diagram ini merupakan dekomposisi dari diagram level zero.
Caranya :
q Tentukan proses yang lebih kecil (sub-proses) dari proses utama
yang ada di level zero.
q Tentukan apa yang diberikan/diterima masing-masing sub-proses
ke/dari sistem dan perhatikan konsep keseimbangan.
q Apabila diperlukan, munculkan data store (transaksi) sebagai
sumber maupun tujuan alur data.
q Gambarkan DFD level Satu
- Hindari perpotongan arus data.
- Beri nomor pada masing-masing sub-proses yang menunjukkan
dekomposisi dari proses sebelumnya.
6. DFD Level Dua, Tiga, …
Diagram ini merupakan dekomposisi dari level sebelumnya. Proses
dekomposisi dilakukan sampai dengan proses siap dituangkan ke
dalam program. Aturan yang digunakan sama dengan level satu.
Penguraian ini juga diikuti oleh alur data yang
berkaitan dengan tiap proses yang diuraikan. Alur data yang berkaitan
dengan tiap proses yang diuraikan dikenal dengan Alur data global.
Jadi pada balancing DFD yang perlu diperhatikan adalah jumlah alur
data global pada suatu level harus sama pada level berikutnya.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggambaran
levelisasi DFD, yaitu :
¶ Dalam diagram konteks, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
seperti hubungan sistem dengan dunia luar yang mempengaruhinya,
penggambaran sistem dalam satu proses, dan penggambaran data
store (optional) yang dikenal dengan data store eksternal atau data
store master. Data store eksternal ini maksudnya adalah data store
itu dihasilkan oleh sistem yang sedang dianalisis, tetapi digunakan
oleh sistem lain, atau data store itu dihasilkan oleh sistem lain tetapi
digunakan oleh sistem yang sedang dianalisis.
· Balancing (kesimbangan) dalam penggambaran levilisasi DFD perlu
diperhatikan. Balancing DFD ini maksudnya keseimbangan antara
alur data yang masuk/keluar dari suatu level harus sama dengan alur
data yang masuk/keluar pada level berikutnya.
1. KONSEP PERANCANGAN TERSTRUKTUR
Pendekatan perancangan terstruktur dimulai dari awal 1970.
Pendekatan terstruktur dilengkapi dengan alat-alat (tools) dan teknik-
teknik (techniques) yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem,
sehingga hasil akhir dari sistem yang dikembangkan akan diperoleh
sistem yang strukturnya didefinisikan dengan baik dan jelas.
Melalui pendekatan terstruktur, permasalahan yang komplek di
organisasi dapat dipecahkan dan hasil dari sistem akam mudah untuk
dipelihara, fleksibel, lebih memuaskan pemakainya, mempunyai
dokumentasi yang baik, tepat waktu, sesuai dengan anggaran biaya
pengembangan, dapat meningkatkan produktivitas dan kualitasnya akan
lebih baik (bebas kesalahan)
2. DATA FLOW DIAGRAM (DFD)
Data Flow Diagram (DFD) adalah alat pembuatan model yang
memungkinkan profesional sistem untuk menggambarkan sistem
sebagai suatu jaringan proses fungsional yang dihubungkan satu sama
lain dengan alur data, baik secara manual maupun komputerisasi. DFD
ini sering disebut juga dengan nama Bubble chart, Bubble diagram,
model proses, diagram alur kerja, atau model fungsi.
DFD ini adalah salah satu alat pembuatan model yang sering digunakan,
khususnya bila fungsi-fungsi sistem merupakan bagian yang lebih
penting dan kompleks dari pada data yang dimanipulasi oleh sistem.
Dengan kata lain, DFD adalah alat pembuatan model yang memberikan
penekanan hanya pada fungsi sistem.
DFD ini merupakan alat perancangan sistem yang berorientasi pada
alur data dengan konsep dekomposisi dapat digunakan untuk
penggambaran analisa maupun rancangan sistem yang mudah
dikomunikasikan oleh profesional sistem kepada pemakai maupun
pembuat program.
3. KOMPONEN DATA FLOW DIAGRAM
3.1. Komponen Terminator / Entitas Luar
Terminator mewakili entitas eksternal yang berkomunikasi dengan
sistem yang sedang dikembangkan. Biasanya terminator dikenal dengan
nama entitas luar (external entity).
Terdapat dua jenis terminator :
1. Terminator Sumber ( source) : merupakan terminator yang menjadi
sumber.
2. Terminator Tujuan (sink) : merupakan terminator yang menjadi tujuan
data / informasi sistem.
Terminator dapat berupa orang, sekelompok orang, organisasi,
departemen di dalam organisasi, atau perusahaan yang sama tetapi di
luar kendali sistem yang sedang dibuat modelnya.
Terminator dapat juga berupa departemen, divisi atau sistem di luar
sistem yang berkomunikasi dengan sistem yang sedang dikembangkan.
Bagian
Penjualan
Komponen terminator ini perlu diberi nama sesuai dengan dunia luar
yang berkomunikasi dengan sistem yang sedang dibuat modelnya, dan
biasanya menggunakan kata benda, misalnya Bagian Penjualan,
Dosen, Mahasiswa.
Ada tiga hal penting yang harus diingat tentang terminator :
¶ Terminator merupakan bagian/lingkungan luar sistem. Alur data
yang menghubungkan terminator dengan berbagai proses sistem,
menunjukkan hubungan sistem dengan dunia luar.
¶ Profesional Sistem Tidak berhak mengubah isi atau cara kerja
organisasi atau prosedur yang berkaitan dengan terminator
¸ Hubungan yang ada antar terminator yang satu dengan yang lain
tidak digambarkan pada DFD.
3.2. Komponen Proses
Komponen proses menggambarkan bagian dari sistem yang
mentransformasikan input menjadi output.
Proses diberi nama untuk menjelaskan proses/kegiatan apa yang
sedang/akan dilaksanakan. Pemberian nama proses dilakukan dengan
menggunakan kata kerja transitif (kata kerja yang membutuhkan
obyek), seperti Menghitung Gaji, Mencetak KRS, Menghitung Jumlah
SKS.
Ada empat kemungkinan yang dapat terjadi dalam proses sehubungan
dengan input dan output :
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan tentang proses :
¶ Proses harus memiliki input dan output.
· Proses dapat dihubungkan dengan komponen terminator, data store
atau proses melalui alur data.
¸ Sistem/bagian/divisi/departemen yang sedang dianalisis oleh
profesional sistem digambarkan dengan komponen proses.
Umumnya kesalahan proses di DFD adalah :
1. Proses mempunyai input tetapi tidak menghasilkan output. Kesalahan
ini disebut dengan black hole (lubang hitam), karena data masuk ke
dalam proses dan lenyap tidak berbekas seperti dimasukkan ke
dalam lubang hitam (lihat proses 1).
2. Proses menghasilkan output tetapi tidak pernah menerima input.
Kesalahan ini disebut dengan miracle (ajaib), karena ajaib dihasilkan
output tanpa pernah menerima input (lihat proses 2).
3.3. Komponen Data Store
Komponen ini digunakan untuk membuat model sekumpulan paket
data dan diberi nama dengan kata benda jamak, misalnya
Mahasiswa.
Data store ini biasanya berkaitan dengan penyimpanan-penyimpanan,
seperti file atau database yang berkaitan dengan penyimpanan secara
komputerisasi, misalnya file disket, file harddisk, file pita magnetik. Data
store juga berkaitan dengan penyimpanan secara manual seperti buku
alamat, file folder, dan agenda.
Suatu data store dihubungkan dengan alur data hanya pada komponen
proses, tidak dengan komponen DFD lainnya. Alur data yang
menghubungkan data store dengan suatu proses mempunyai pengertian
sebagai berikut :
· Alur data dari data store yang berarti sebagai pembacaan atau
pengaksesan satu paket tunggal data, lebih dari satu paket data,
sebagian dari satu paket tunggal data, atau sebagian dari lebih dari
satu paket data untuk suatu proses.
· Alur data ke data store yang berarti sebagai pengupdatean data,
seperti menambah satu paket data baru atau lebih, menghapus satu
paket atau lebih, atau mengubah/memodifikasi satu paket data atau
lebih.
Pada pengertian pertama jelaslah bahwa data store tidak berubah, jika
suatu paket data/informasi berpindah dari data store k e suatu proses.
Sebaliknya pada pengertian kedua data store berubah sebagai hasil alur
yang memasuki data store. Dengan kata lain, proses alur data
bertanggung jawab terhadap perubahan yang terjadi pada data store.
3.4. Komponen Data Flow / Alur Data
Suatu data flow / alur data digambarkan dengan anak panah, yang
menunjukkan arah menuju ke dan keluar dari suatu proses. Alur data ini
digunakan untuk menerangkan perpindahan data atau paket
data/informasi dari satu bagian sistem ke bagian lainnya.
Selain menunjukkan arah, alur data pada model yang dibuat oleh
profesional sistem dapat merepresentasikan bit, karakter, pesan,
formulir, bilangan real, dan macam-macam informasi yang berkaitan
dengan komputer. Alur data juga dapat merepresentasikan
data/informasi yang tidak berkaitan dengan komputer.
Alur data perlu diberi nama sesuai dengan data/informasi yang
dimaksud, biasanya pemberian nama pada alur data dilakukan dengan
menggunakan kata benda, contohnya Laporan Penjualan.
Ada empat konsep yang perlu diperhatikan dalam penggambaran alur
data, yaitu :
¶ Konsep Paket Data (Packets of Data)
Apabila dua data atau lebih mengalir dari suatu sumber yang sama
menuju ke tujuan yang sama dan mempunyai hubungan, dan harus
dianggap sebagai satu alur data tunggal, karena data itu mengalir
bersama-sama sebagai satu paket.
· Konsep Alur Data Menyebar (Diverging Data Flow)
Alur data menyebar menunjukkan sejumlah tembusan paket data
yang yang berasal dari sumber yang sama menuju ke tujuan yang
berbeda, atau paket data yang kompleks dibagi menjadi beberapa
elemen data yang dikirim ke tujuan yang berbeda, atau alur data ini
membawa paket data yang memiliki nilai yang berbeda yang akan
dikirim ke tujuan yang berbeda.
¸ Konsep Alur Data Mengumpul (Converging Data Flow)
Beberapa alur data yang berbeda sumber bergabung bersama-sama
menuju ke tujuan yang sama.
¹ Konsep Sumber atau Tujuan Alur Data
Semua alur data harus minimal mengandung satu proses. Maksud
kalimat ini adalah :
q Suatu alur data dihasilkan dari suatu proses dan menuju ke suatu
data store dan/atau terminator.
q Sutu alur data dihasilkan dari suatu data store dan/atau terminator
dan menuju ke suatu proses.
q Suatu alur data dihasilkan dari suatu proses dan menuju ke suatu
proses.
4. BENTUK DATA FLOW DIAGRAM
Terdapat dua bentuk DFD, yaitu Diagram Alur Data Fisik, dan
Diagram Alur data Logika. Diagram alur data fisik lebih menekankan
pada bagaimana proses dari sistem diterapkan, sedangkan diagram alur
data logika lebih menekankan proses-proses apa yang terdapat di
sistem.
4.1. Diagram Alur Data Fisik (DADF)
DADF lebih tepat digunakan untuk menggambarkan sistem yang ada
(sistem yang lama). Penekanan dari DADF adalah bagaimana proses-
proses dari sistem diterapkan (dengan cara apa, oleh siapa dan
dimana), termasuk proses-proses manual.
Untuk memperoleh gambaran bagaimana sistem yang ada diterapkan,
DADF harus memuat :
1. Proses-proses manual juga digambarkan.
2. Nama dari alur data harus memuat keterangan yang cukup terinci
untuk menunjukkan bagaimana pemakai sistem memahami kerja
sistem.
3. Simpanan data dapat menunjukkan simpanan non komputer.
4. Nama dari simpanan data harus menunjukkan tipe penerapannya
apakah secara manual atau komputerisasi. Secara manual misalnya
dapat menunjukkan buku catatat, meja pekerja. Sedang cara
komputerisasi misalnya menunjukkan file urut, file database.
5. Proses harus menunjukkan nama dari pemroses, yaitu orang,
departemen, sistem komputer, atau nama program komputer yang
mengakses proses tersebut.
4.2. Diagram Alur Data Logika (DADL)
DADL lebih tepat digunakan untuk menggambarkan sistem yang akan
diusulkan (sistem yang baru). Untuk sistem komputerisasi,
penggambaran DADL hanya menunjukkan kebutuhan proses dari sistem
yang diusulkan secara logika, biasanya proses-proses yang
digambarkan hanya merupakan proses-proses secara komputer saja.
5. SYARAT-SYARAT PEMBUATAN DATA FLOW DIAGRAM
Syarat pembuatan DFD ini akan menolong profesional sistem untuk
menghindari pembentukkan DFD yang salah atau DFD yang tidak
lengkap atau tidak konsisten secara logika. Beberapa syarat pembutan
DFD dapat menolong profesional sistem untuk membentuk DFD yang
benar, menyenangkan untuk dilihat dan mudah dibaca oleh pemakai.
Syarat-syarat pembuatan DFD ini adalah :
1. Pemberian nama untuk tiap komponen DFD
2. Pemberian nomor pada komponen proses
3. Penggambaran DFD sesering mungkin agar enak dilihat
4. Penghindaran penggambaran DFD yang rumit
5. Pemastian DFD yang dibentuk itu konsiten secara logika
5.1. Pemberian Nama untuk Tiap komponen DFD
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, komponen terminator
mewakili lingkungan luar dari sistem, tetapi mempunyai pengaruh
terhadap sistem yang sedang dikembangkan ini. Maka agar pemakai
mengetahui dengan lingkungan mana saja sistem mereka berhubungan,
komponen terminator ini harus diberi nama sesuai dengan lingkungan
luar yang mempengaruhi sistem ini. Biasanya komponen terminator
diberi nama dengan kata benda.
Selanjutnya adalah komponen proses. Komponen proses ini
mewakili fungsi sistem yang akan dilaksanakan atau menunjukkan
bagaimana fungsi sistem dilaksanakan oleh seseorang, sekelompok
orang atau mesin. Maka sangatlah jelas bahwa komponen ini perlu
diberi nama yang tepat, agar siapa yang membaca DFD khususnya
pemakai akan merasa yakin bahwa DFD yang dibentuk ini adalah model
yang akurat.
Pemberian nama pada komponen proses lebih baik menunjukkan
aturan-aturan yang akan dilaksanakan oleh seseorang dibandingkan
dengan memberikan nama atau identitas orang yang akan
melaksanakannya. Ada dua alasan mengapa bukan nama atau identitas
orang (yang melaksanakan fungsi sistem) yang digunakan sebagai
nama proses, yaitu :
¿ Orang tersebut mungkin diganti oleh orang lain saat mendatang,
sehingga bila tiap kali ada pergantian orang yang melaksanakan
fungsi tersebut, maka sistem yang dibentuk harus diubah lagi.
£ Orang tersebut mungkin tidak melaksanakan satu fungsi sistem saja,
melainkan beberapa fungsi sistem yang berbeda. Daripada
menggambarkan beberapa proses dengan nama yang sama tetapi
artinya berbeda, lebih baik tunjukkan dengan tugas/fungsi sistem
yang sebenarnya akan dilaksanakan.
Karena nama untuk komponen proses lebih baik menunjukkan
tugas/fungsi sistem yang akan dilaksanakan, maka lebih baik pemberian
nama ini menggunakan kata kerja transitif.
Pemberian nama untuk komponen data store menggunakan kata benda,
karena data store menunjukkan data apa yang disimpan untuk
kebutuhan sistem dalam melaksanakan tugasnya. Jika sistem sewaktu-
waktu membutuhkan data tersebut untuk melaksanakan tugasnya, maka
data tersebut tetap ada, karena sistem menyimpannya.
Begitu pula untuk komponen alur data, namanya lebih baik diberikan
dengan menggunakan kata benda. Karena alur data ini menunjukkan
data dan infiormasi yang dibutuhkan dan yang dikeluarkan oleh sistem
dalam pelaksanaan tugasnya.
5.2. Pemberian Nomor pada Komponen Proses
Biasanya profesional sistem memberikan nomor dengan bilangan terurut
pada komponen proses sebagai referensi. Tidak jadi masalah
bagaimana nomor-nomor proses ini diberikan. Nomor proses dapat
diberikan dari kiri ke kanan, atau dari atas ke bawah, atau dapat pula
dilakukan dengan pola-pola tertentu selama pemberian nomor ini tetap
konsisten pada nomor yang dipergunakan.
Nomor-nomor proses yang diberikan terhadap komponen proses ini
tidak dimaksudkan bahwa proses tersebut dilaksanakan secara
berurutan. Pemberian nomor ini dimaksudkan agar pembacaan suatu
proses dalam suatu diskusi akan lebih mudah dengan hanya
menyebutkan prosesnya saja jika dibandingkan dengan menyebutkan
nama prosesnya, khususnya jika nama prosesnya panjang dan sulit.
Maksud pemberian nomor pada proses yang lebih penting lagi adalah
untuk menunjukkan referensi terhadap skema penomoran secara hirarki
pada levelisasi DFD. Dengan kata lain, nomor proses ini merupakan
dasar pemberian nomor pada levelilasi DFD (lihat gambar 11).
5.3. Penggambaran DFD sesering mungkin
Penggambaran DFD dapat dilakukan berkali-kali sampai secara teknik
DFD itu benar, dapat diterima oleh pemakai, dan sudah cukup rapih
sehingga profesional sistem tidak merasa malu untuk menunjukkan DFD
itu kepada atasannya dan pemakai.
Dengan kata lain, penggambaran DFD ini dilakukan sampai terbentuk
DFD yang enak dilihat, dan mudah dibaca oleh pemakai dan profesional
sistem lainnya. Keindahan penggambaran DFD tergantung pada
standar-standar yang diminta oleh organisasi tempat profesional sistem
itu bekerja dan perangkat lunak yang dipakai oleh profesional sistem
dalam membuat DFD.
Penggambaran yang enak untuk dilihat dapat di lakukan dengan
memperhatikan hal-hal berikut ini :
ÿ Ukuran dan bentuk proses.
Beberapa pemakai kadang-kadang merasa bingung bila ukuran
proses satu berbeda dengan proses yang lain. Mereka akan mengira
bahwa proses dengan ukuran yang lebih besar akan diduga lebih
penting dari proses yang lebih kecil. Hal ini sebenarnya hanya karena
nama proses itu lebih panjang dibandingkan dengan proses yang
lain. Jadi, sebaiknya proses yang digambarkan memiliki ukuran dan
bentuk yang sama.
ÿ Alur data melingkar dan alur data lurus.
Alur data dapat digambarkan dengan melingkar atau hanya garis
lurus. Mana yang lebih enak dipandang tergantung siapa yang akan
melihat DFD tersebut.
ÿ DFD dengan gambar tangan dan gambar menggunakan mesin.
DFD dapat digambarkan secara manual atau dengan menggunakan
bantuan mesin, tergantung pilihan pemakai atau profesional sistem.
5.4. Penghindaran Penggambaran DFD yang rumit
Tujuan DFD adalah untuk membuat model fungsi yang harus
dilaksanakan oleh suatu sistem dan interaksi antar fungsi. Tujuan
lainnya adalah agar model yang dibuat itu mudah dibaca dan dimengerti
tidak hanya oleh profesional sistem yang membuat DFD, tetapi juga oleh
pemakai yang berpengalaman dengan subyek yang terjadi. Hal ini
berarti DFD harus mudah dimengerti, dibaca, dan menyenangkan untuk
dilihat.
Pada banyak masalah, DFD yang dibuat tidak memiliki terlalu banyak
proses (maksimal enam proses) dengan data store, alur data, dan
terminator yang berkaitan dengan proses tersebut dalam satu diagram.
Bila terlalu banyak proses, terminator, data store, dan alur data
digambarkan dalam satu DFD, maka ada kemungkinan terjadi banyak
persilangan alur data dalam DFD tersebut. Persilangan alur data ini
menyebabkan pemakai akan sulit membaca dan mengerti DFD yang
terbentu. Jadi semakin sedikit adanya persilangan data pada DFD, maka
makin baik DFD yang dibentuk oleh profesional sistem.
Persilangan alur data ini dapat dihindari dengan menggambarkan DFD
secara bertingkat-tingkat (levelisasi DFD), atau dengan menggunakan
pemakaian duplikat terhadap komponen DFD.
Komponen DFD yang dapat menggunakan duplikat hanya komponen
store dan terminator. Pemberian duplikat ini juga tidak dapat diberikan
sesuka profesional sistem yang membuat DFD, tetapi makin sedikit
pemakaian duplikat, makin baik DFD yang terbentuk.
5.5. Penggambaran DFD yang Konsisten
Penggambaran DFD harus konsisten terhadap kelompok DFD lainnya.
Profesional sistem menggambarkan DFD berdasarkan tingkatan DFD
dengan tujuan agar DFD yang dibuatnya itu mudah dibaca dan
dimengerti oleh pemakai sistem. Hal ini sesuai dengan salah satu tujuan
atau syarat membuat DFD.
6. PENGGAMBARAN DFD
Tidak ada aturan baku untuk menggambarkan DFD. Tapi dari berbagai
referensi yang ada, secara garis besar langkah untuk membuat DFD
adalah :
1. Identifikasi terlebih dahulu semua entitas luar yang terlibat di sistem.
2. Identifikasi semua input dan output yang terlibat dengan entitas luar.
3. Buat Diagram Konteks (diagram context)
Diagram ini adalah diagram level tertinggi dari DFD yang
menggambarkan hubungan sistem dengan lingkungan luarnya.
Caranya :
q Tentukan nama sistemnya.
q Tentukan batasan sistemnya.
q Tentukan terminator apa saja yang ada dalam sistem.
q Tentukan apa yang diterima/diberikan terminator dari/ke sistem.
q Gambarkan diagram konteks.
4. Buat Diagram Level Zero
Diagram ini adalah dekomposisi dari diagram konteks. Caranya :
q Tentukan proses utama yang ada pada sistem.
q Tentukan apa yang diberikan/diterima masing-masing proses
ke/dari sistem sambil memperhatikan konsep keseimbangan (alur
data yang keluar/masuk dari suatu level harus sama dengan alur
data yang masuk/keluar pada level berikutnya).
q Apabila diperlukan, munculkan data store (master) sebagai
sumber maupun tujuan alur data.
q Gambarkan diagram level zero.
- Hindari perpotongan arus data
- Beri nomor pada proses utama (nomor tidak menunjukkan
urutan proses).
5. Buat Diagram Level Satu
Diagram ini merupakan dekomposisi dari diagram level zero.
Caranya :
q Tentukan proses yang lebih kecil (sub-proses) dari proses utama
yang ada di level zero.
q Tentukan apa yang diberikan/diterima masing-masing sub-proses
ke/dari sistem dan perhatikan konsep keseimbangan.
q Apabila diperlukan, munculkan data store (transaksi) sebagai
sumber maupun tujuan alur data.
q Gambarkan DFD level Satu
- Hindari perpotongan arus data.
- Beri nomor pada masing-masing sub-proses yang menunjukkan
dekomposisi dari proses sebelumnya.
6. DFD Level Dua, Tiga, …
Diagram ini merupakan dekomposisi dari level sebelumnya. Proses
dekomposisi dilakukan sampai dengan proses siap dituangkan ke
dalam program. Aturan yang digunakan sama dengan level satu.
Penguraian ini juga diikuti oleh alur data yang
berkaitan dengan tiap proses yang diuraikan. Alur data yang berkaitan
dengan tiap proses yang diuraikan dikenal dengan Alur data global.
Jadi pada balancing DFD yang perlu diperhatikan adalah jumlah alur
data global pada suatu level harus sama pada level berikutnya.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggambaran
levelisasi DFD, yaitu :
¶ Dalam diagram konteks, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
seperti hubungan sistem dengan dunia luar yang mempengaruhinya,
penggambaran sistem dalam satu proses, dan penggambaran data
store (optional) yang dikenal dengan data store eksternal atau data
store master. Data store eksternal ini maksudnya adalah data store
itu dihasilkan oleh sistem yang sedang dianalisis, tetapi digunakan
oleh sistem lain, atau data store itu dihasilkan oleh sistem lain tetapi
digunakan oleh sistem yang sedang dianalisis.
· Balancing (kesimbangan) dalam penggambaran levilisasi DFD perlu
diperhatikan. Balancing DFD ini maksudnya keseimbangan antara
alur data yang masuk/keluar dari suatu level harus sama dengan alur
data yang masuk/keluar pada level berikutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar